Selasa, 09 Oktober 2012

Art Therapy (Terapi Seni)



TERAPI SENI
Dalam ilmu psikologi sangat sering kita mendengar istilah terapi sebagai salah satu metode untuk melakukan penyembuhan bagi individu yang mengalami gangguan psikologis. Terapi itu sendiri sangatlah beragam dan bervariatif sesuai dengan kegunaannya dan hampir setiap psikolog melakukan terapi bagi kliennya yang mengalami masalah psikologis sesuai dengan diagnosis yang telah dilakukan. Terapi tersebut pada dasarnya digunakan untuk melakukan intervensi baik usia anak-anak hingga dewasa tergantung daripada kebutuhan tiap individu tersebut. Namun yang saat ini sedang menjadi fokus adalah banyaknya kasus anak abnormal sehingga perlu intervensi secara khusus dalam menangani kasus tersebut dan salah satu jenis terapi yang dapat diberikan bagi anak-anak abnormal tersebut adalah terapi seni.
Menurut AATA (American Art Therapy Association), terapi seni itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan terapeutik yang menggunakan proses kreatif dalam lukisan untuk menambah baik dan menyempurnakan fisikal, mental dan emosi individu dibawah semua peringkat umur. Secara sederhana terapi seni termasuk dalam kategori terapi ekspresif yang menggunakan media warna, kapur, pensil diintergerasikan dengan terapi psikoterapiutik dan teknik proses kreatif. Melalui terapi seni ini seseorang dapat memunculkan pengalaman bawah sadar dan dari situlah perasaan akan dapat terlihat. Pengalaman bawah sadar dan perasaan tersebut diekspresikan dalam bentuk kasar yang tidak beraturan. Material seni memiliki peran penting untuk memunculkan sadar dan ketidaksadaran seseorang. Bagian terpenting dalam terapi ini pada dasarnya adalah membuat sesuatu, proses membuatnya dan apa produknya.
Banyak pendekatan dan intervensi yang dapat diberikan dalam terapi ini, mulai dari menggambar, membuat suatu benda, bernyanyi dan bermain musik. Pendekatan tersebut disesuaikan dengan latar belakang permasalahan yang dialami anak tersebut. Dengan demikian melalui terapi ini anak tersebut diharapkan dapat memunculkan aspek-aspek yang terjadi pada alam bawah sadarnya sehingga dapat digali dan ditangani dengan metode yang tepat.
Ekspresi Kemampuan Motorik
Fasilitas Ekspresi

1.      Kerja seni memberikan wilayah ambigu sehingga memunculkan multi dimensi ekspresi yang secera verbal tidak dapat diungkapkan, dan
2.      Alat seni membantu mengungkapkan hal tersebut. (Tessa and Dalley, 1992)

Terapan
Menurut Sourby (2006) ada 6 manfaat dari penerapan terapi seni, yaitu:
1.      Menstrimulasi partisipasi yang aktif.
2.      Mendorong untuk mempelajari hal dan fungsi yang baru.
3.      Mendorong munculnya kesempatan untuk sukses, menjadi positif dan menyenangkan didalam sosialisasi.
4.      Meningkatkan kemandirian dan arah diri.
5.      Meningkatkan kesadaran diri, dan
6.      Memperkuat memori

Proses Terapi
1.      Proses terapi seni melibatkan rangkaian integrasi energi yang di lepaskan oleh klien sebagai hasil dari interaksi dengan terapis. (Cox 1978)
2.      Tujuan utama dari terapi seni adalah faslitasi keterikatan kembali dengan masa lalu untuk di keluarkan.
3.      Proses fasilitasi ini membutuhkan kemampuan terapis untuk menerima dan mentoleransi semua hal yang terjadi selama proses terapi. (Tessa and Dalley, 1992)

Keunggulan dan Kelemahan Terapi Seni
A.    Kelebihan
·         Memberikan rasa nyaman kepada pasien.
Dengan terapi seni, pasien dapat menuangkan apapun yang ada dalam pikirannya saat ini, perasaannya hingga hal-hal yang tidak dapat dikatakan secara langsung tanpa takut karena pasien tidak perlu berkomunikasi langsung yang dapat membuatnya merasa tidak nyaman.
B.     Kelemahan
1.      Interpretasi image yang dibuat.
Tidak semua gambar yang dihasilkan dari terapi seni dapat digunakan untuk interpretasi, bisa saja tidak bermakna apa-apa.
2.      Waktu.
Waktu yang digunakan untuk terapi tidak dapat diketahui secara pasti, bisa lama bisa juga hanya memerlukan waktu sebentar.
3.      Ruangan.
Untuk melakukan terapi seni diperlukan ruangan khusus sehingga pasien akan merasa nyaman.

Ragam Terapi
1.      Terapi seni dalam melukis atau menggambar.
2.      Terapi seni dalam dance atau menari, dan
3.      Terapi seni dalam memainkan alat musik, atau menyanyi.
Dari ketiga ragam terapi tersebut dapat diberikan sesuai kebutuhan atau juga bisa sesuai minat dari pasien yang akan diberikan terapi karena belum tentu mereka akan menyukai terapi seni yang ditentukan oleh psikolog.

1 komentar: