TERAPI SENI
Dalam ilmu psikologi sangat sering kita mendengar istilah
terapi sebagai salah satu metode untuk melakukan penyembuhan bagi individu yang
mengalami gangguan psikologis. Terapi itu sendiri sangatlah beragam dan
bervariatif sesuai dengan kegunaannya dan hampir setiap psikolog melakukan
terapi bagi kliennya yang mengalami masalah psikologis sesuai dengan diagnosis
yang telah dilakukan. Terapi tersebut pada dasarnya digunakan untuk melakukan
intervensi baik usia anak-anak hingga dewasa tergantung daripada kebutuhan tiap
individu tersebut. Namun yang saat ini sedang menjadi fokus adalah banyaknya
kasus anak abnormal sehingga perlu intervensi secara khusus dalam menangani
kasus tersebut dan salah satu jenis terapi yang dapat diberikan bagi anak-anak
abnormal tersebut adalah terapi seni.
Menurut AATA (American Art Therapy Association), terapi
seni itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan terapeutik yang menggunakan proses kreatif dalam lukisan untuk menambah baik dan menyempurnakan fisikal, mental
dan emosi individu dibawah semua peringkat umur. Secara sederhana terapi seni
termasuk dalam kategori terapi ekspresif yang menggunakan media warna, kapur, pensil diintergerasikan dengan terapi
psikoterapiutik dan teknik proses kreatif. Melalui terapi seni ini seseorang
dapat memunculkan
pengalaman bawah sadar dan dari situlah perasaan akan dapat terlihat. Pengalaman
bawah sadar dan perasaan tersebut diekspresikan dalam bentuk kasar yang tidak
beraturan. Material seni memiliki peran
penting untuk memunculkan sadar dan ketidaksadaran seseorang. Bagian terpenting
dalam terapi ini pada dasarnya adalah membuat sesuatu, proses membuatnya dan
apa produknya.
Banyak pendekatan dan intervensi yang dapat diberikan dalam terapi ini,
mulai dari menggambar, membuat suatu benda, bernyanyi dan bermain musik.
Pendekatan tersebut disesuaikan dengan latar belakang permasalahan yang dialami
anak tersebut. Dengan demikian melalui terapi ini anak tersebut diharapkan
dapat memunculkan aspek-aspek yang terjadi pada alam bawah sadarnya sehingga
dapat digali dan ditangani dengan metode yang tepat.
Ekspresi Kemampuan Motorik
Fasilitas Ekspresi
1.
Kerja seni memberikan wilayah
ambigu sehingga memunculkan multi dimensi ekspresi yang secera verbal tidak
dapat diungkapkan, dan
2.
Alat seni membantu mengungkapkan
hal tersebut. (Tessa and Dalley, 1992)
Terapan
Menurut Sourby (2006) ada 6 manfaat dari penerapan terapi seni,
yaitu:
1.
Menstrimulasi partisipasi yang
aktif.
2.
Mendorong
untuk mempelajari hal dan fungsi yang baru.
3.
Mendorong
munculnya kesempatan untuk sukses, menjadi positif dan menyenangkan didalam
sosialisasi.
4.
Meningkatkan kemandirian dan arah
diri.
5.
Meningkatkan kesadaran diri, dan
6.
Memperkuat memori
Proses Terapi
1.
Proses terapi seni melibatkan
rangkaian integrasi energi yang di lepaskan oleh klien sebagai hasil dari
interaksi dengan terapis. (Cox 1978)
2.
Tujuan utama dari terapi seni
adalah faslitasi keterikatan kembali dengan masa lalu untuk di keluarkan.
3.
Proses fasilitasi ini membutuhkan
kemampuan terapis untuk menerima dan mentoleransi semua hal yang terjadi selama
proses terapi. (Tessa and Dalley, 1992)
Keunggulan dan Kelemahan Terapi
Seni
A.
Kelebihan
·
Memberikan rasa nyaman kepada pasien.
Dengan terapi seni, pasien dapat menuangkan
apapun yang ada dalam pikirannya saat ini, perasaannya hingga hal-hal yang
tidak dapat dikatakan secara langsung tanpa takut karena pasien tidak perlu
berkomunikasi langsung yang dapat membuatnya merasa tidak nyaman.
B.
Kelemahan
1.
Interpretasi image yang dibuat.
Tidak semua gambar yang
dihasilkan dari terapi seni dapat digunakan untuk interpretasi, bisa saja tidak
bermakna apa-apa.
2.
Waktu.
Waktu yang digunakan untuk
terapi tidak dapat diketahui secara pasti, bisa lama bisa juga hanya memerlukan
waktu sebentar.
3.
Ruangan.
Untuk melakukan terapi seni
diperlukan ruangan khusus sehingga pasien akan merasa nyaman.
Ragam Terapi
1.
Terapi seni dalam melukis atau
menggambar.
2.
Terapi seni dalam dance atau
menari, dan
3.
Terapi seni dalam memainkan alat
musik, atau menyanyi.
Dari ketiga ragam terapi tersebut dapat diberikan sesuai kebutuhan
atau juga bisa sesuai minat dari pasien yang akan diberikan terapi karena belum
tentu mereka akan menyukai terapi seni yang ditentukan oleh psikolog.
makasih banyak infonya, bantu banget :)))
BalasHapus